Teori Akuntansi: Uniformity and Disclosure
What Underlies The Choice Among Accounting Methods?
Field, Lys dan Vincent (FLV) mengemukakan tiga alasan yang mendasari pemilihan metode akuntansi oleh manajemen, antara lain:
1. Meminimalkan agency cost
Misalnya pemilihan antara operating lease atas capital lease sehingga utang tidak akan tampak pada neraca (off balance sheet) karena langsung dikurangkan sebagai biaya dalam laporan laba rugi. Dengan demikian rasio debt-to-equity dan situasi debt covenant akan lebih baik.
2. Mempertimbangkan informasi signaling yang ingin manajemen sampaikan kepada pihak luar. Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memberikan shareholders dan potensial shareholders informasi mengenai aliran kas dimasa mendatang. Alasan kedua ini tidak dapat dipisahkan dari insentif manajemen untuk berusaha meningkatkan gaji dan bonusnya.
3. Melibatkan eksternalitas atau berusaha mempengaruhi pihak eksternal. Misalnya pemilihan LIFO daripada FIFO. Dengan demikian, income yang dilaporkan akan lebih kecil sehingga pajak yang dikenakan pun lebih rendah. Atau pemilihan accelerated depreciation atas straight line depreciation.
Contoh- contoh FLV diatas hanya berlaku pada situasi tertentu dimana ekonomi bukan pertimbangan utama. Namun pada chapter ini, kita akan menentukan pemilihan metode dengan ekonomi sebagai pertimbangan utama.
Uniformity (Keseragaman)
Dalam literature akuntansi, keseragaman seringkali disalahartikan sebagai comparability (daya banding). Sprouse melihat daya banding sebagai proses akuntansi yang disesuaikan dengan circumstances suatu transaksi dan proses pembandingan alternative untuk membuat suatu keputusan. Untuk transaksi yang mirip maka diperlakukan hampir sama dan transaksi yang berbeda harus memperoleh perlakuan yang berbeda pula. Sedangkan keseragaman dilihat sebagai konsep yang mempengaruhi daya banding. Tingkat daya banding yang dapat diandalkan oleh pengguna tergantung pada tingkat keseragaman yang disajikan dalam laporan keuangan.
Hubungan antara keseragaman dan daya banding erat kaitannya dengan SFAC No. 2. Daya banding bukan sebuah kualitas pada angka- angka akuntansi dalam artian relevansi dan realibilitas, tapi merupakan hubungan antar angka- angka tersebut. Tujuan dari daya banding adalah menjelaskan persamaan dan perbedaan. SFAC No. 2 juga menyatakan bahwa daya banding tidak boleh dicampuradukkan dengan identitas, dan terkadang lebih dapat dipelajari dari perbedaan daripada persamaan, apabila perbedaan tersebut dapat dijelaskan.
The Nature and Complexity of Events
Transaksi adalah kejadian ekonomi atau keuangan yang dicatat dalam akun perusahaan. Sedangkan event (kejadian) didefinisikan dalam SFAC No. 6 sebagai konsekuensi yang terjadi pada sebuah entitas. Transaksi dapat terjadi antar entitas, antara perusahaan dengan pekerjanya, dan antara perusahaan dengan investor atau kreditor. Jadi transaksi merupakan event eksternal. Sedangkan event yang bersifat internal, misalnya depresiasi dan persediaan barang setengah jadi.
Menurut keadaannya (circumstances), event dibedakan menjadi simple events dan complex events. Simple event terjadi dalam situasi yang sederhana, tidak banyak peraturan sehingga perlakuan yang diberikan relative sama. Misal pembayaran utang jasa tanpa adanya diskon. Sedangkan complex events memiliki derajat kompleksitas yang tinggi karena adanya halangan (restriction), kontijensi, dan persyaratan. Misal apakah pembeli atau penjual yang akan membayar biaya angkut?
Relevant Circumstances
Relevant circumstances adalah keadaan signifikan yang secara ekonomi dapat mempengaruhi secara luas event yang serupa atau mirip. Keadaan signifikan secara ekonomi tersebut meliputi kondisi umum atau factor yang terkait dengan complex events yang diduga dapat mempengaruhi waktu aliran kas. Terdapat dua tipe umum relevant circumstances, yaitu:
· Present magnitudes: kondisi yang telah diketahui pada saat terjadinya event.
· Future contingencies: factor yang hanya dapat dikeathui setelah tanggal terjadinya event.
Selain relevant circumstances, manajemen juga memiliki peran dalam menentukan metode akuntansi yang digunakan. Oleh karena itu, Cadenhead membatasi relevant circumstances pada elemen diluar kendali manajemen yang disebut environmental conditions.
Finite and Rigid Uniformity
Finite uniformity berusaha menyamakan metode akuntansi yang telah ditentukan dengan relevant circumstances dalam situasi yang secara umum sama. SFAS No. 13 dalam leasing jangka panjang menyatakan bahwa leasing harus dikapitalisasi apabila jangka waktu leasing sama dengan atau lebih dari 75% umur ekonomis asset.
Rigid uniformity berarti menentukan satu metode untuk semua transaksi yang serupa meski kemungkinan terdapat relevant circumstances. Misal pada SFAS No.2 menyatakan bahwa R & D cost tidak boleh dikapitalisasi meskipun terdapat future benefit. Namun dalam kenyataannya, meningkatkan daya banding dapat bersifat counterproductive. Dengan kata lain, dapat melemahkan relevansi atau reliabilitasnya jika untuk membandingkan antara dua ukuran, salah satunya diperoleh dengan metode yang menghasilkan informasi yang kurang relevan atau reliable.
Finite uniformity seharusnya lebih mengutamakan penyajian yang sejujurnya (representational faithfulness) daripada rigid uniformity. Pendekatan representational faithfulness berdasarkan finite uniformity memandang adanya derajat representational faithfulness. Sterling secara kontras melihat representational faithfulness dalam konteks biner: apakah ukuran karakteristik dari sebuah asset itu representational faithfulness atau tidak. Dalam kepentingan pengambilan keputusan, representational faithfulness merupakan karakteristik kegunaan yang utama dan tidak boleh ditukar dengan verifiabilitas meskipun beberapa ukuran karakteristik yang relevan mungkin “kurang tepat”.
The Present Status of Uniformity
Finite uniformity dan rigid uniformity, sampai pada tahap tertentu merupakan kondisi yang ideal. Dalam kenyataannya, sistem campuran digunakan dimana beberapa standar berusaha menmperhitungkan relevant circumstances, sedangkan yang lainnya secara jelas menggunakan rigid uniformity.
The Usefulness of Accounting Allocation
Alokasi adalah pembagian kos atau pendapatan selama satu periode yang dapat diaplikasikan ke beberapa periode. Contohnya antara lain depresiasi, harga pokok penjualan, amortisasi premium atau diskon obligasi, dsb. Alokasi dikritik karena tidak dapat dikoreksi atau diperbaiki. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada satu metode alokasi yang dianggap lebih baik atau lebih akurat daripada metode lainnya.
Disclosure
Disclosure atau pengungkapan catatan atas laporan keuangan memuat baik informasi keuangan maupun komunikasi pelengkap – termasuk catatan kaki, poststatement events, diskusi manajemen dan analisis operasi untuk tahun mendatang, prediksi keuangan dan kegiatan operasi, maupun kebijakan akuntansi. Pelaporan keuangan biasanya terdiri dari laporan keuangan dan disclosure. SFAC No. 5 mendefinisikan disclosure sebgai penyajian informasi dengan tujuan selain pengakuan dalam laporan keuangan yang dibandingkan dengan pengakuan dalam laporan keuangan itu sendiri.
Form and Method Disclosure
Management Discussion and Analysis
Sejak tahun 1968, SEC meminta perusahaan untuk memasukkan diskusi dan analisis manajemen dalam laporan tahunan yang akan memberikan gambaran kepada pengguna mengenai kegiatan operasi dan arus kas di masa mendatang. Spesifik informasi yang diminta antara lain: hasil operasi (informasi perubahan harga penjualan, kos, dan volume penjualan); taksiran likuiditas di masa mendatang; modal dan rencana pengeluaran modal; dan prediksi tren, ketidakpastian, dan kejadian di masa mendatang yang memberi dampak material.
Signaling and Management Earnings Forecast
Signaling theory juga berlaku dalam hal penyajian disclosure. Perusahaan yang tidak menyajikan disclosure akan dianggap menyembunyikan kabar buruk sehingga dapat menurunkan harga saham. Begitu juga sebaliknya. Bentuk signaling termasuk dividend an pembelian saham kembali.
SFAS No. 131
SFAS No. 131 meminta pelaporan segmen dengan pendekatan manajemen berdasarkan cara manajemen mengatur segmen dalam sebuah perusahaan untuk mengambil keputusan operasi dan menaksir kinerja. Pertanyaan yang muncul kemudian mengenai pengukuran laba rugi segmen. Rekonsiliasi laba rugi segmen dengan konsolidasi income pada level pusat mungkin telah dilakukan untuk mengkonsolidasikan income sebelum pajak, extraordinary items, discontinued operations, efek kumulatif perubahan prinsip akuntansi atau pengkonsolidasian setelah item- item tersebut dikurangkan. Sampai sejauh mana variasi perbedaan ini akan mempengaruhi daya bandingnya menjadi salah satu isu yang muncul kemudian.
Asset segmen harus dilaporkan. Kewajiban segmen bersifat optional, sedangkan laporan arus kas segmen tidak diminta atau diharuskan. Seperti yang diminta oleh SFAS No. 14, SFAS No. 131 meminta, jika dapat diaplikasikan, informasi segmental berdasarkan geografi dan sebagian besar konsumen dimana terdapat konsumen individu sebesar 10% atau lebih dari pendapatan perusahaan. Fitur baru dari SFAS No. 131 adalah bahwa informasi segmental dalam periode tertentu harus mencakup pendapatan segmen, laba rugi segmen, dan asset yang dimiliki oleh segmen.
SFAS No. 131 ini terbukti sukses. Dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang menyajikan pengungkapan setelah mengadopsi SFAS ini. Hal ini tentu saja menciptakan iklim yang baik bagi investor karena mengurangi risiko. Namun di sisi lain, para pengusaha juga khawatir, dengan adanya laporan segmen ini dapat membocorkan rahasia vital perusahaan kepada para kompetitornya. Pertanyaan yang kemudian muncul terhadap SFAS ini adalah mengenai masalah relevansi dan daya banding.
Quarterly Information
SEC meminta perusahaan public untuk mengungkapkan data keuangannya setiap empat bulan sekali (per kuarter). Interim report harus mencakup income statement data dan basic and full diluted EPS numbers. Pertanyaan teoritis mengenai data per kuarter ini adalah apakah ia harus dipandang secara terpisah satu sama lain (discrete view) atau secara satu kesatuan (integral view). APB Opinion No. 28 lebih memilih integral view yang lebih memiliki validitas karena banyak kejadian satu tahun yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, misalnya tariff pajak yang dihitung per tahun.
Small Firm vs Larger Firm
Untuk menyajikan disclosure dibutuhkan biaya yang relative cukup besar bagi sebuah perusahaan kecil. FASB mempertimbangkan implikasi disclosure bagi perusahaan kecil dengan megungkapkan tujuan bahwa disclosure hanya diharuskan apabila relevan dan cost effective. Namun penelitian menunjukkan bahwa disclosure dari perusahaan kecil, seperti informasi mengenai earning, memiliki informasi yang lebih komprehensif bila dibandingkan dengan perusahaan besar. Kemungkinan ini terjadi karena informasi public mengenai perusahaan kecil lebih sedikit bila dibandingkan dengan perusahaan besar. Oleh sebab itu, disclosure perusahaan kecil merupakan salah satu sumber informasi yang diandalkan sehingga harus disajikan secara lengkap dan komprehensif.
artikel yang bagus, penjelasannya dapet ditangkep, tp ada sedikit kurang paham. alangkah baiknya bila diberikan ilustrasi. misal pada kalimat "Relevant circumstances adalah keadaan signifikan yang secara ekonomi dapat mempengaruhi secara luas event yang serupa atau mirip". mksd dari keadaa yg signifikan memepengaruhi event serupa atau mirip itu bgm.
ReplyDeleteHai Anggi, terima kasih sudah mampir dan memberikan masukan :)
Delete