Posts

Showing posts with the label Contemplation

Freedom: Rethink

It has been a long time since I really pay attention to watch shows or commercials on TV. Then I saw this one interesting broadband commercial. It is interesting since unlike any other silly commercial, it actually has a deep meaning which tickles our mind to rethink "what does it mean to be free? what is freedom?" Does it really mean an absolute "FREE" where no boundary nor limitations to our desire to do anything. Is it really (what freedom is)? It was also become an interesting issue to discuss in my previous program, USIPP. Through USIPP, I learned that unlimited freedom to individual rights would only cost us chaotic society. There's no such a thing as absolute freedom. Human is indeed in need of rules. Otherwise, we'll go back to centuries ago when the only rule was jungle rule (those who are strong/ powerful triumphed). Surely, this would be a huge step-back to human civilitation! (Only in more modern casing). Why the idea of absolute free...

Pause

Sometimes, all you need is a PAUSE. Yep! Like this very moment. I need it. A time to reflect. To contemplate. To neutralise your system from external factors. To isolate yourself from the outside worlds. To get to know yourself better. Discover. Dive deep to the very core of your heart. What is it you are chasing after? Again. Who/ what is in the center of your heart? Again. Do not fall into the same mistake. Your Rabb, ALLAH, one and only. Prepare yourself to meet Him. Please Him, because that is all what really matters. :) Jakarta, June 4th, 2018

Nah!

banyak hal yang terlewat. tapi sudahlah. tak perlu berfokus pada masa lalu, itu pelajaran tapi bukan jalan. saat ini, detik kau menghirup nafas ini lah yang menentukan. ingat! waktu terus berdetak. tak kan menunggumu tuk bersiap. kawanku yang budiman. satu hal yang perlu kau camkan. "rumput tetangga memang terlihat lebih hijau", selalu. nampaknya  "rumput" mu tak pernah seindah mereka bukan? mungkinkah karena kau belum mengucap syukur? kawan, ingatlah selalu satu hal. senantiasa syukuri berkah dan cobaan dari Tuhan. nikmati setiap jengkal renyah tawa dan canda, begitu pula deritanya hargai setiap tinta yang menari silih berganti miliki seutuhnya setiap detik waktumu ,  ciptakan momenmu. ingat, waktu tak menunggu waktu terus berlalu dan tak kan merangkak kembali. jadi, masih inginkah kau berdiam mengagumi rumput tetangga? dan membiarkan momenmu terlewat percuma? dan dari setiap bulir kejadian mungkin Tuhan ing...

Gado-gado Malam

Suatu hari di jaman SMP, seorang guru bertanya "apa cita-cita kalian setelah lulus sekolah?" Semua anak di kelas diminta memberikan jawaban satu per satu. Jawaban yang disuguhkan pun beragam, mulai dari dokter, enjiner, dosen, researcher, de el el. Semuanya begitu tinggi, begitu memukau, seakan begitu hidup dan menyenangkan untuk dikejar. Tipe mimpi yang akan membuat orang berkata "wow" ketika kau berhasil mencapainya. Sampai akhirnya, tiba giliran temanku yang jawabannya agak nyentrik. Dia bilang, "cita-cita saya ingin menjadi ibu rumah tangga". Sontak seluruh kelas menghujamkan tatapan separo menghina, seperempat merendahkan, dan sisanya semacam mengejek. Ketika itu, cita-cita gadis SMP itu seakan sangat konyol dan "ga mutu". Kampungan, begitu versi jahatnya. Dulu, aku adalah salah satu dari orang yang menganggap remeh cita-cita itu. Tatapan kami menertawainya dalam diam. Saat itu, aku berpikir: untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau...

MonoDialog

Image
Hidupku sempurna. Belum, satu lagi. Dan sempurna! Iyakah? Ah, tidak. Salah..salah. Satu lagi untuk saat ini. Namun bila esok menjelang, satu itu tak kan cukup menyempurnakan. Kurang satu, dua, atau tiga hal lagi. Kurang? Ya. Siapa bilang kurang? Aku. Kau? Siapa kau? Aku si perfeksionis. Aha, begitukah? Ya. Ah kau ini bukan perfeksionis, kau si tak tau malu. Atau tak tau terimakasih. Pilihlah sendiri, setali tiga uang. --- Kemarin kau bilang kurang satu. Setelah tercukupi, kau bilang kurang lain lagi. Kapankah terpuaskan? Ah..kawan, aku ini kan hanya manusia biasa. Nafsuku merajalela bersama usia dan harta. Semakin hari, semakin pintar, semakin kaya, semakin menggunung kebutuhanku, kawan. Kebutuhan? atau..Keinginan? Tak usahlah kau bermain kata. Faktanya aku merasa kurang. Keluarga yang harmonis dan bahagia. Anak yang lucu dan pintar. Pekerjaan dan keuangan yang mapan. Prestasi gemilang. Kurang apa? Hanya satu yang kurang. Apa? Syukur. He????? Ya, hanya syukur yang absen dari daf...