Tumblr: Just Me Being Galau

Ada yang aneh hari ini. Bagaikan kanvas putih yang tetiba ditubruk segerombolan warna yang membaur tiba-tiba. Mengaduk kalbu, menduga rasa. Indah tanpa nyawa. 
Aku sudah banyak berubah. Ya, aku tahu.
Sebagian menuju kebaikan, sedangkan beberapa mulai kehilangan hakikatnya.
Tak ada yang konstan terjadi kecuali perubahan itu sendiri.
Hidup memang lucu. Guyonannya terkadang menyecap getir. Bagaimana kita bisa sampai disini? Akan terjadi apalagi seusai ini? Hendak ditarik kemana kuas hidupku ini? 
Tak ada yang tahu. Tak ada yang pasti. Tapi semua bergerak. Harus bergerak meski terserak, karena diam tak kan berpihak.
Rasa malam mulai menggerayangi pikiran. Memutar kembali jejak rekam peristiwa. Satu per satu. Kenangan demi kenangan.
Dalam diam, ia mulai menanamkan bibit-bibit kegalauan.
Terlintas kembali kehidupan yang parau di masa kemarau. Sungguh, tiada kurang syukurku atas hujan yang pertama turun di musim itu. Kemudian, ia membelok pada keajaiban-keajaiban yang terjadi setelahnya. Tiada sesal ku ucap ketika mengenangnya. Semuanya gilang gemintang tanpa kurang suatu apa. Namun, tak ubahnya sandiwara, ia hanya sementara. 
Waktu pun bergulung menuju hari ini. Di hari tempatku berdiri kini, aku bukanlah siapa-siapa. Hanya sebuah anak panah yang terlempar dari busur dan tak tentu arah terbangnya. Kecepatan tak mengijinkannya untuk berbelok. Pun tak mampu ia lambatkan lajunya. Apakah ia akan berakhir tepat sasaran? Ataukah hanya menyapa udara yang membentang dihadapannya? 

Ia tak tahu. Namun, ia yakin semesta akan menggiringnya ke sasaran pada waktu yang tepat. Tidak tergesa, pun tak terlalu lama. 
Biarkan saja anak panah-anak panah yang lain berkejaran menuju titiknya masing-masing. Semua ada waktunya. 
Bayangkan jika semuanya berlarian ke arah yang sama, 
dengan kecepatan yang serempak, dan pada waktu yang sama? 
Mungkin semua akan tiba pada waktu yang sama. 
Dapatkah titik itu dikenai bersama-sama? 

Tidak, yang terjadi adalah seluruhnya meluruh jatuh atau patah berserakan. Tak ada guna. 




Modern Batavia, April 10th, 2014 
Cintokowati

Comments

Popular posts from this blog

Teori Akuntansi: Uniformity and Disclosure

Teori Akuntansi: The Income Statement

ASP: Akuntansi Masjid vs Gereja