Rules of Thumb Beramal
1. Usahakan sebisa mungkin hanya kita dan Allah yang tahu.
Bukan kenapa2 sih, hanya untuk menjaga keikhlasan hati supaya tidak berubah ke riya’.
Dalam hal untuk ketertiban administrasi dan persiapan laporan pertanggungjawaban, sah2 saja untuk memberikan data (meskipun bisa saja nama anonim tetapi ada nomor hp). Why no hp saja? Kalau no hp kan ga serta merta ketahuan itu siapa. In case di publish di media komunikasi/massa.
Gak tau ya, saya kok ngrasa gak nyaman saja kalau ketahuan orang. Bukan apa2, saya lebih takut ke diri saya sendiri yang ada kalanya lengah dengan bujukan setan dan akhirnya sedikit riya’ atau berbangga hati.
Bukan kenapa2 sih, hanya untuk menjaga keikhlasan hati supaya tidak berubah ke riya’.
Dalam hal untuk ketertiban administrasi dan persiapan laporan pertanggungjawaban, sah2 saja untuk memberikan data (meskipun bisa saja nama anonim tetapi ada nomor hp). Why no hp saja? Kalau no hp kan ga serta merta ketahuan itu siapa. In case di publish di media komunikasi/massa.
Gak tau ya, saya kok ngrasa gak nyaman saja kalau ketahuan orang. Bukan apa2, saya lebih takut ke diri saya sendiri yang ada kalanya lengah dengan bujukan setan dan akhirnya sedikit riya’ atau berbangga hati.
2. Jangan pernah menghitung apa yang sudah kita berikan. Gives..gives.. that would not make you have less.
Akan ada keberkahan yang wujudnya macam2, bisa berimbas ke materi atau tidak. Tapi percayalah ridha dan berkah Allah itu akan diberikan kepada orang yang membelanjakan hartanya di jalanNya.
Btw, di “jalanNya” disini jangan disalahartikan jadi bantuan perang atau hal2 yang berbau kekerasan.
Kalau saya pribadi kok prefer untuk “berperang” di bidang pemberantasan kemiskinan, edukasi, atau kegiatan sosial lainnya. Menurut saya, urusi dulu deh urusan “perutmu” sebelum mengajak orang lain memikirkan urusan yang lebih hakiki. Ketika masalah pokoknya terselesaikan, baru yuk diajak nge-teh dan bicara yang lebih berat.
Akan ada keberkahan yang wujudnya macam2, bisa berimbas ke materi atau tidak. Tapi percayalah ridha dan berkah Allah itu akan diberikan kepada orang yang membelanjakan hartanya di jalanNya.
Btw, di “jalanNya” disini jangan disalahartikan jadi bantuan perang atau hal2 yang berbau kekerasan.
Kalau saya pribadi kok prefer untuk “berperang” di bidang pemberantasan kemiskinan, edukasi, atau kegiatan sosial lainnya. Menurut saya, urusi dulu deh urusan “perutmu” sebelum mengajak orang lain memikirkan urusan yang lebih hakiki. Ketika masalah pokoknya terselesaikan, baru yuk diajak nge-teh dan bicara yang lebih berat.
3. Meski sedikit, memberilah. Walaupun itu hanya seulas senyuman atau keikhlasan dalam melayani. Misal dalam bekerja, usahakan jangan punya mental suka mempersulit orang lain. Mudahkanlah urusan orang lain, InshaAllah urusan kita juga akan dimudahkan.
4. IKHLAS
Bottom line dari segala ibadah adalah ikhlas. Ini ilmu puncak yang bersanding erat dengan kesabaran. Gak semua orang bisa mencapai tahap ini. This is the kind of thing that we have to earn by practising in our everyday life. Also it needs to be maintained and upgraded.
Ikhlas menurut saya adalah ketika kita melakukan sesuatu sungguh2 karena menginginkan ridha Allah swt. Fokus kita hanya pada Allah, bukan imbalan lainnya.
Bottom line dari segala ibadah adalah ikhlas. Ini ilmu puncak yang bersanding erat dengan kesabaran. Gak semua orang bisa mencapai tahap ini. This is the kind of thing that we have to earn by practising in our everyday life. Also it needs to be maintained and upgraded.
Ikhlas menurut saya adalah ketika kita melakukan sesuatu sungguh2 karena menginginkan ridha Allah swt. Fokus kita hanya pada Allah, bukan imbalan lainnya.
Selamat ngamal, teman2!
Sumber: Anonim
Comments
Post a Comment