A Peace Poem by Sadako Kurihara
I would be a witness for Hiroshima
by Sadako Kurihara
I wish, as a survivor,
To be a real human being;
Besides, as a poor mother,
Fearing a day when the blue sky
Above the red- cheeked children
And those thousands with promising futures
And now, to be repeated at the nation's cost,
I resolved to shed tears supposed to be shed on dead bodies,
Afresh for those people living now,
Declaring against all war, first of all.
Even if I should perchance be punished under a disgraceful name
From a mother's protest against death for her own son's sake,
I should never dare to hide myself, never!
Because the day was too much impressed on my retina,
the hellish day of the fatal blaze.
It was August 6th in 1945,
At an early hour of the day;
Men and women were to start their daily work,
When unexpectedly
The city and all were blown away;
Blistered hideously, each and all;
The seven rivers were filled with naked corpse.
Supposing there is a tale of the inferno
Which a man caught a glipse once,
And happen to warm me of its horror
To be called back by the Lord of inferno,
The moment he tells it to someone else,
I would go wherever it is, as a witness of the Hiroshima Tragedy,
That I might proclaim its misery;
I would sing for my life
"NO MORE WARS ON THE EARTH!"
Rewrote from Hiroshima Peace Concert and Poems,
August 6th, 2011, Hiroshima.
Aku tertarik untuk menulis ulang puisi ini karena pemilihan kata2nya yang menarik,
well, emang sih naskah aslinya dalam bahasa Jepang. Jadi aku yakin, aslinya lebih menarik dan menyayat hati.
Awalnya aku pikir, puisi ini ditulis oleh Sadako Sasaki, gadis yang meninggal pada usia 12 tahun karena penyakit leukimia gara2 terkena bom atom 66 tahun silam. Tapi ternyata beda oorang, walopun penulis puisi diatas juga merupakan survivor dari atomic bomb atau yang lebih dikenal dengan nama "hibakusha" di Jepang.
Kisah Sadako dan paper crane alias origami burung sangat terkenal disini (I supposed di seluruh dunia juga).
Jadi ada mitos yang mengatakan bahwa jika kita berhasil membuat paper crane sebanyak 1000 buah,
maka keinginan kita akan terkabul. Nah, sebelum menutup usia, Sadako berusaha membuat 1000 buah paper crane. Namun berdasarkan sumber yang aku baca di wikipedia, ia tidak berhasil menggenapinya karena keterbatasan kertas di rumah sakit tempat ia dirawat.
Semenjak itu, paper crane dilambangkan sebagai simbol perdamaian.
Dan di Genbaku Domu alias Hiroshima Atomic Bomb Dome, dibangun sebuah monumen anak- anak atau monumen Sadako. Di sekitar monumen ini, dapat kita temukan bangunan yang digunakan untuk meletakkan ribuan paper crane yang dibuat oleh siapapun yang menghargai perdamaian.
Semoga semangat perdamaian terus menyala dan menyebar..hingga tak ada lagi peperangan di muka bumi.
:)
paper crane made by me :p
"Fly and spread peace to all over the world"
by Sadako Kurihara
I wish, as a survivor,
To be a real human being;
Besides, as a poor mother,
Fearing a day when the blue sky
Above the red- cheeked children
And those thousands with promising futures
And now, to be repeated at the nation's cost,
I resolved to shed tears supposed to be shed on dead bodies,
Afresh for those people living now,
Declaring against all war, first of all.
Even if I should perchance be punished under a disgraceful name
From a mother's protest against death for her own son's sake,
I should never dare to hide myself, never!
Because the day was too much impressed on my retina,
the hellish day of the fatal blaze.
It was August 6th in 1945,
At an early hour of the day;
Men and women were to start their daily work,
When unexpectedly
The city and all were blown away;
Blistered hideously, each and all;
The seven rivers were filled with naked corpse.
Supposing there is a tale of the inferno
Which a man caught a glipse once,
And happen to warm me of its horror
To be called back by the Lord of inferno,
The moment he tells it to someone else,
I would go wherever it is, as a witness of the Hiroshima Tragedy,
That I might proclaim its misery;
I would sing for my life
"NO MORE WARS ON THE EARTH!"
Rewrote from Hiroshima Peace Concert and Poems,
August 6th, 2011, Hiroshima.
Aku tertarik untuk menulis ulang puisi ini karena pemilihan kata2nya yang menarik,
well, emang sih naskah aslinya dalam bahasa Jepang. Jadi aku yakin, aslinya lebih menarik dan menyayat hati.
Awalnya aku pikir, puisi ini ditulis oleh Sadako Sasaki, gadis yang meninggal pada usia 12 tahun karena penyakit leukimia gara2 terkena bom atom 66 tahun silam. Tapi ternyata beda oorang, walopun penulis puisi diatas juga merupakan survivor dari atomic bomb atau yang lebih dikenal dengan nama "hibakusha" di Jepang.
Kisah Sadako dan paper crane alias origami burung sangat terkenal disini (I supposed di seluruh dunia juga).
Jadi ada mitos yang mengatakan bahwa jika kita berhasil membuat paper crane sebanyak 1000 buah,
maka keinginan kita akan terkabul. Nah, sebelum menutup usia, Sadako berusaha membuat 1000 buah paper crane. Namun berdasarkan sumber yang aku baca di wikipedia, ia tidak berhasil menggenapinya karena keterbatasan kertas di rumah sakit tempat ia dirawat.
Semenjak itu, paper crane dilambangkan sebagai simbol perdamaian.
Dan di Genbaku Domu alias Hiroshima Atomic Bomb Dome, dibangun sebuah monumen anak- anak atau monumen Sadako. Di sekitar monumen ini, dapat kita temukan bangunan yang digunakan untuk meletakkan ribuan paper crane yang dibuat oleh siapapun yang menghargai perdamaian.
Semoga semangat perdamaian terus menyala dan menyebar..hingga tak ada lagi peperangan di muka bumi.
:)
paper crane made by me :p
"Fly and spread peace to all over the world"
Comments
Post a Comment