Suatu Ketika
Dengan kikuk, seorang laki-laki datang untuk menemui seorang wanita di rumahnya. Niatnya baik, ingin bertemu si wanita dan kedua orang tuanya. Beberapa hari sudah mereka berkomunikasi dan saling mengenal, dengan niat untuk menggenapkan separuh agama tentunya. Diajaknya seorang mediator yang juga kawannya untuk menemani. Proses perkenalan berjalan lancar. Niat baik, laki-laki yang baik. Orang tua yang mendukung. Hanya si wanita masih bimbang, mengapa tak banyak pertanyaan yang laki-laki itu lontarkan untuk mengenalnya secara mendalam? Padahal, banyak sekali yang ia tanyakan ke laki-laki itu. Beberapa hal pokok yang berbeda, namun lelaki itu nampak begitu mudah mengiyakan setiap permintaannya. Dalam hatinya bergelayut pertanyaan, apakah lelaki itu memahami apa konsekuensi permintaan si wanita? Sudahkah ia sepenuhnya memikirkannya? Saat bertemu pun, tak banyak yang mereka bicarakan berdua. Tapi wanita itu yakin betul, ia adalah orang yang baik. Tak ada keraguan perihal itu. – Setelah lama...