Posts

Showing posts from 2013

Dari Tempe Goreng Hingga Demokrasi

08.15 AM "Bu, nggak ada tempe goreng ya?", tanyaku ke Ibu penjaga warung tenda di seberang kantor saat sarapan pagi tadi. Si Ibu menggeleng. “Nggak ada, neng. Kan udah tiga hari ini nggak ada yang jualan tempe tahu. Lagi pada demo atuh neng”, begitu terangnya. Memang beberapa hari ini bisa dibilang tahu dan tempe termasuk barang langka. Pasalnya, para penjual makanan berbahan dasar kedelai itu sedang melakukan aksi mogok untuk menuntut penurunan harga kedelai yang makin meroket.  "Kemaren ada neng yang masih jualan. Cuma satu orang di Simpang Dago. Dia gak mau ngikutin pedagang-pedagang yang lain. Akhirnya kemarin diobrak-abrik itu dagangannya", si Ibu masih melanjutkan curcolnya dengan semangat. "Padahal ya neng, itu juga mengurangi pendapatan saya. Biasanya saya kan bikin tahu isi atau tempe goreng, sekarang  teu aya .” Aku terdiam sejenak. Dalam hatiku, sebal juga atas ketiadaan makanan favorit sejuta umat di Indonesia itu, termasuk aku. Hehe. Apala

InternshiP

I named this file under “When I’m in KL” as I planned to write a story while I lived there. It turned out that I should rename it into “My Bloody Internship”. Just kidding, I didn’t do that. Ha! Anyway, since some of my juniors and fellow students frequently asked “How was your internship?”, “Oh, you just got back from KL? How was there?”, etc then I decided to write this one simple note regarding what kind of lessons learnt from my internship experience in one of a foreign-based consulting firm.  Just so all I need to do is referring them to this post when they ask! *Brilliant. Hihihii Seen from my introduction paragraph, you may sense that it wasn’t a pleasant one. Well, the answer is a “Yes” and a “No”. No matter how bumpy it was, lessons still learnt somehow. J There were always two sides of a coin, right? So I’d try not to set aside all the good things it brought to me. The story began when I just finished my thesis defense and comprehensive exam as a mandatory in order t

A Call for Agent of Change!

Image
Sejak sebelum kemerdekaan Indonesia, intelektual muda senantiasa menjadi aktor perubahan. Pencapaian kemerdekaan sendiri tidak terlepas dari peran aktif para tokoh pemuda Indonesia yang getol melakukan perlawanan dengan atau tanpa senjata. Semangat yang sama ditunjukkan kembali ketika para mahasiswa mengajukan tiga tuntutan kepada pemerintah sebagai reaksi atas kondisi politik, sosial, dan ekonomi di Indonesia pada tahun 1960an yang dikenal sebagai Tritura. Tentu masih segar pula diingatan kita bagaimana mahasiswa turut berjuang bersama rakyat dalam peristiwa reformasi pada tahun 1998 yang berujung pada pengunduran diri Presiden Soeharto. Sejarah membuktikan bahwa kaum intelektual muda seringkali menjadi penyulut ide sekaligus penggerak dalam mewujudkan perubahan-perubahan yang bersifat fundamental bagi suatu negara. Maka tidaklah berlebihan kiranya jika mahasiswa dilabeli sebagai agen perubahan. Dalam rangka memenuhi amanahnya sebagai kaum pembawa perubahan, mahasiswa perlu dipe